Penggerebekan dilakukan oleh jajaran Polda Metro Jaya dan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan ini dilakukan setelah dilakukan pengintaian selama tiga minggu.
Menurut Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Nurhasan, ditempat tersebut terdapat puluhan daging babi. "Ditemukan daging babi 50 kg dan daging yang sudah diolah menggunakan tepung 15 kg," ujarnya.
"Alasannya daging sapi sedang mahal. Harganya bisa Rp 90 ribu per kg. Sedangkan daging babi 45 ribu per kg. Diduga alasannya karena itu," tambahnya.
Saat digerebek, terdapat seorang pemilik kios, Eka, dua orang karyawan kios dan dua orang pembeli bakso bernama Bahirun dan Suryono. Namun menurut Nurhasan, kedua pembeli bakso tersebut mengaku tidak mengetahui bahwa bakso yang mereka beli merupakan campuran daging babi.
"Pembeli mengaku berdagang di sekitaran kebayoran baru. Mereka ini pedagang keliling," tutur Nurhasan.
Saat ini Eka beserta kawan-kawannya sudah berada di Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan dan menurut Nurhasan hukumannya ringan, "Mereka melanggar Pasal 26 dan 27 Perda Nomor 8 tahun 1989 dengan ancaman maksimal 3 bulan kurungan dan denda Rp 5 juta," jelasnya.
"Meski demikian untuk saat ini mereka tidak ditahan. Mereka hanya diminta wajib lapor setiap hari Jumat," tambahnya.
Pabrik penggilingan daging itu sendiri telah beroperasi sejak dua tahun lalu. Namun sang pemilik, Eka mengaku belum lama mulai menggiling daging babi untuk bakso.
"Katanya baru-baru saja kalau jual daging babinya. Mereka menggiling daging babi jadi bakso sejak harga daging sapi mahal," imbuh Nurhasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar